SpaceX Memenangkan Kontrak Peluncuran Militer untuk Pertama Kalinya

Setelah berjuang termasuk mengajukan tawaran untuk peluncuran program militer, SpaceX akhirnya memperoleh kesempatan untuk meluncurkan satelit GPS berikutnya ke orbit.

Setelah berjuang dalam mengajukan penawaran, SpaceX akhirnya memperoleh kesempatan untuk meluncurkan satelit GPS milik Angkatan Udara AS ke luar angkasa.

PUGAM.com – CEO SpaceX, Elon Musk telah berjuang untuk mendapatkan posisi dan kehormatan yang sama dengan Lockheed Martin dan Boeing di mata Angkatan Udara Amerika Serikat dan sepertinya perjuangan Elon Musk telah membuahkan hasil.

Reuters melaporkan bahwa Angkatan Udara AS telah memberikan kontrak senilai 83 juta dollar kepada SpaceX untuk meluncurkan satelit GPS berikutnya ke orbit Bumi. Ini cukup mengejutkan, mengingat sampai saat ini, hanya Lockheed Martin dan Boeing lah (melalui United Launch Alliance) yang diizinkan untuk meluncurkan benda ke luar angkasa atas nama Angkatan Udara.

Peluncuran rencananya akan dilakukan pada bulan Mei 2018 di Florida menggunakan roket Falcon 9.

Kembali pada tahun 2014, Angkatan Udara AS memberikan 26 kontrak peluncuran roket kepada United Launch Alliance (ULA), perusahaan peluncuran patungan dari Lockheed Martin dan Boeing.

Elon Musk percaya bahwa SpaceX mampu menawarkan kesepakatan yang lebih baik. Dia bahkan kesal karena sebelumnya tidak diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran. Tak lama kemudian, Musk mangajukan gugatan atas kontrak yang didapat oleh ULA.

Elon Musk

Isi gugatan tersebut menyatakan bahwa ada sesuatu yang mencurigakan dalam proses kontrak, yaitu ada pejabat Angkatan Udara yang ikut ‘bermain’ dengan sengaja menyerahkan kontrak kepada ULA agar mendapat bagian. Tidak butuh waktu lama, pihak Angkatan Udara akhirnya setuju bahwa perlu adanya unsur kompetitif dalam hal peluncuran ruang keamanan nasional.

Reuters juga menunjukkan bahwa sulit bagi ULA untuk bersaing dengan SpaceX dan kemampuan ULA dalam membuat program peluncuran masih dikatakan tidak sebaik SpaceX. Fakta mengatakan bahwa roket Atlas V pun menggunakan mesin roket buatan Rusia yang dikenal murah meskipun cukup handal.

Tanpa disadari, langkah Amerika Serikat dalam memberlakukan sanksi perdagangan terhadap Rusia setidaknya telah menghalangi ULA dalam mendapatkan pasokan mesin roket.

Sementara itu, popularitas SpaceX semakin meningkat setelah menunjukkan keberhasilan mereka kepada dunia ketika mendaratkan Falcon 9 pada sebuah platform apung di tengah laut. Ini merupakan langkah baik dalam rangka menggunakan kembali roket yang telah diluncurkan ke ruang angkasa.

Selama ini, setiap roket yang diluncurkan tidak dirancang untuk dapat kembali ke Bumi atau untuk digunakan kembali. SpaceX muncul sebagai pelopor dalam hal reusable rocket yang berpotensi mengurangi banyak biaya secara kesuluruhan terutama biaya pembuatan roket baru.

Ditambah mereka telah berjanji untuk menjadi perusahaan pertama yang mendaratkan kapsul di Mars, yaitu pada tahun 2018. Tujuan ambisius mereka bahkan telah melampaui rencana NASA.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments