Pengukuran Lubang Hitam dengan Massa 660 Juta Kali Matahari di Galaksi NGC 1332

l.php

PUGAM.com – Ditemukan lubang hitam raksasa berada di pusat galaksi NGC 1332 yang berjarak 73 juta tahun cahaya dari Bumi. Dan tim ilmuwan internasional, termasuk asisten profesor Universitas Rutgers Andrew J. Baker, telah mengukur massanya dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Lubang hitam ini memiliki sekitar 660 juta kali massa matahari kita, dan awan gas mengitarinya dengan kecepatan sekitar 1,1 juta mph.

Hasil pengamatan mengejutkan tim tersebut, didapat menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) yang revolusioner di Chili, telah diterbitkan hari ini pada the Astrophysical Journal Letters. ALMA, proyek astronomi terbesar di dunia, adalah sebuah teleskop dengan 66 antena radio sepanjang 16.400 kaki di atas permukaan laut.

Lubang hitam terbesar biasanya ditemukan di pusat galaksi. Mereka begitu padat sehingga gravitasi mereka dapat menarik apa pun yang cukup dekat, termasuk cahaya, tutur Baker, seorang asisten profesor Grup Astrophycis di Departemen Fisika dan Astronomi Universitas Rutgers. Departemen itu berada di Sekolah Seni dan Ilmu Pengetahuan.

Sebuah lubang hitam dapat terbentuk oleh materi, bahkan sering berasal dari materi sebuah bintang yang meledak, yang kemudian menjadi padat oleh bantuan gravitasi. Lubang hitam raksasa yang berada di pusat galaksi terbesar tumbuh dengan menelan gas, bintang-bintang  dan lubang hitam lainnya. Tapi, ujar Baker, “hanya karena ada sebuah lubang hitam di sekitar lingkungan Anda, itu tidak berarti bahwa dia akan bertindak seperti sebuah vacuum cleaner kosmik.”

Bintang-bintang dapat mendekati sebuah lubang hitam, tapi selama mereka berada di orbit stabil dan bergerak cukup cepat, mereka tidak akan memasuki lubang hitam, jelas Baker yang telah bekerja di Rutgers sejak tahun 2006.

“Lubang hitam terbesar di galaksi kita yang berada di pusat Bima Sakti, memiliki jarak beribu-ribu tahun cahaya dari kita,” ungkapnya. “Kita tidak akan terhisap.”

Para ilmuwan berpikir bahwa setiap galaksi besar, seperti Bima Sakti, memiliki lubang hitam raksasa di pusatnya, tegas Baker. “keberadaan lubang hitam merupakan salah satu indikator dari pengaruh mendalam yang mereka miliki pada pembentukan galaksi di mana mereka tinggal,” ujarnya.

Memahami pembentukan dan evolusi galaksi-galaksi adalah salah satu tantangan utama bagi para astrofisikawan modern. Temuan ilmuwan memiliki implikasi penting untuk bagaimana galaksi dan lubang hitam raksasa di pusat mereka terbentuk. Rasio massa lubang hitam terhadap massa galaksi sangatlah penting dalam memahami pembuatan mereka, ujar Baker.

Penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan galaksi dan pertumbuhan lubang hitam terkoordinasi. Kita perlu memahami lubang hitam raksasa jika ingin memahami bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi, kata Baker.

Bagian dari pemahaman akan lubang hitam raksasa adalah mengukur massa mereka dengan tepat, yang memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan apakah sebuah lubang hitam tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari galaksinya. Jika pengukuran massa lubang hitam tidak akurat, para ilmuwan tidak dapat menarik kesimpulan yang pasti, tegas Baker.

Untuk mengukur lubang hitam yang berada di pusat galaksi NGC 1332, para ilmuwan menggunakan pengamatan resolusi tinggi emisi karbon monoksida ALMA dari disk raksasa gas dingin yang mengorbit pada lubang hitam tersebut. Mereka juga mengukur kecepatan dari gas.

“Ini telah menjadi daerah penelitian yang sangat aktif selama 20 tahun terakhir, mencoba untuk mengkarakterisasi massa lubang hitam di pusat galaksi,” ujar Baker, yang mulai mempelajari lubang hitam sedari mahasiswa pascasarjana. “Ini adalah kasus di mana instrumentasi baru telah memungkinkan kita untuk membuat suatu kemajuan baru yang penting.”

Dia dan rekan-rekan penulisnya baru-baru ini mengajukan proposal untuk menggunakan ALMA untuk mengamati lubang hitam besar lainnya. Penggunaan ALMA akan diberikan setelah kompetisi internasional tahunan proposal, menurut Baker.

ALMA merupakan kemitraan internasional dari National Radio Astronomy Observatory, European Southern Observatory dan National Astronomical Observatory Jepang bekerjasama dengan Chili. Akses AS untuk ALMA didapat dari National Radio Astronomy Observatory, yang didukung oleh National Science Foundation.

Rekan penulis studi lubang hitam di pusat NGC 1332 meliputi: pemimpin penulis Aaron J. Barth, Benjamin D. Boizelle dan David A. Buote dari Universitas California, Irvine; Jeremy Darling dari Universitas Colorado; Baker; Luis C. Ho dari  Institut Astronomi dan Astrofisika Kavli di Universitas Peking di Beijing, Cina; dan Jonelle L. Walsh dari Universitas A&M Texas.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments