Whatsapp vs Brasil: Hakim Brasil Akhirnya Mencabut Larangan Whatsapp

Whatsapp kembali ke bisnis di Brazil

PUGAM.com – Beberapa waktu lalu, aplikasi mobile milik Facebook ini sempat dilarang di Brasil karena menolak untuk membantu pihak berwenang mengungkap kasus kriminal dengan menyerahkan rincian data pelaku yang merupakan pengguna Whatsapp.

Larangan tersebut setidaknya telah diberlakukan selama 72 jam terakhir, tapi hakim lain di negara itu mulai turun tangan dan membatalkan putusan Hakim Marcel Montalvao yang melarang penggunaan Whatsapp di Brasil. Dengan begitu, Whatsapp kembali ke dunia bisnis di Brasil.

Pada tanggal 2 Mei 2016, Hakim Montalvao memerintahkan Whatsapp yang baru saja menerapkan sistem enkripsi data untuk sekitar satu miliar penggunanya di seluruh dunia agar segera menutup layanannya di Brasil. Alasan larangan itu tidak diungkapkan karena putusan yang diambil berkaitan dengan kasus yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Sebelum larangan itu dicabut, Whatsapp sempat menyatakan kekecewannya pada putusan hakim yang secara sah melarang layanan Whatsapp di Brasil.

“Setelah melakukan berbagai upaya dan menjalin kerja sama penuh dengan pengadilan lokal, kami kecewa bahwa hakim memutuskan untuk memblokir Whatsapp di Brasil,” kata seorang juru bicara dari Whatsapp ketika larangan tersebut resmi ditetapkan.

“Putusan ini secara tidak langsung menghukum lebih dari 100 juta rakyat Brasil yang telah menggunakan layanan kami untuk berkomunikasi dan menjalankan bisnis. Terlebih memaksa kami untuk menyerahkan informasi/data yang sudah berulang kali kami katakan bahwa kami tidak punya itu.”

Untungnya, larangan tersebut tidak berlangsung lama. Rakyat Brasil menyuarakan keberatan mereka atas putusan ini di media sosial. Pengacara Whatsapp mengajukan banding dan akhirnya hakim lain telah resmi membatalkan putusan larangan tersebut.

Brasil vs Whatsapp

Upaya penegakan hukum di seluruh dunia kini menemui kesulitan untuk bisa mengakses data-data layanan internet termasuk layanan aplikasi perpesanan dalam rangka membantu proses penyelidikan sebuah kasus. Ini semua terjadi karena semakin banyak perusahaan yang beralih ke sistem enkripsi data yang mulai diterapkan secara default.

Sistem enkripsi data end-to-end yang diterapkan Whatsapp baru-baru ini misalnya, yang berarti setiap percakapan pengguna akan dienkripsi dan tidak ada pihak lain yang dapat melihat percakapan termasuk engineer Whatsapp sekalipun. Sistem ini akan membuat percakapan murni milik Anda dan orang yang sedang berkomunikasi dengan Anda.

Tampaknya masih banyak otoritas di beberapa negara yang belum siap dengan perubahaan ini. Mereka masih menganggap bahwa negara memiliki hak penuh dan jika diperlukan setiap perusahaan swasta wajib untuk membantu negara, salah satunya dalam hal mengungkap suatu kasus kejahatan dengan memberikan data-data sensitif.

Pada bulan Maret kemarin, polisi Brasil menahan Diego Dzodan, wakil presiden Facebook untuk Brasil karena dianggap tidak dapat bekerja sama dengan pemerintah dengan menolak perintah dari pengadilan yang meminta data dari Whatsapp. Ia kemudian dibebaskan kurang dari satu hari kemudian.

Awal Desember 2015, WhatsApp menolak untuk mematuhi perintah pengadilan, yang menurut surat kabar Folha de S.Paulo, Whatsapp diminta menyerahkan data untuk sebuah peneylidikan kasus kriminal. Ketika perusahaan dengan tegas menolak permintaan tersebut, hakim mengeluarkan putusan bahwa Whatsapp akan diblokir selama 48 jam. Larangan tersebut kemudian dicabut dalam waktu 12 jam menyusul kemarahan luar biasa masyarakat Brasil di media sosial.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments