Mengerikan! Dokter Ini Ingin Mencoba Transplantasi Kepala Manusia

Sergio Canavero

Rencana

Pada bulan Februari 2015, ada sebuah artikel yang membahas tentang dokter bernama Sergio Canavero, dokter yang berasosiasi dengan Turin Advanced Neuromodulation Group itu ingin melakukan transplantasi kepala manusia. Mungkin terdengar seperti dalam film horor tetapi ini serius, Canavero benar-benar ingin mencobanya.

Jika berhasil, ini akan membantu jutaan orang di seluruh dunia. Ada beberapa orang dengan kondisi otot dan saraf yang telah membuat mereka lumpuh dan ada banyak orang yang telah menderita penyakit kanker di beberapa bagian tubuh mereka. Untuk orang-orang tersebut, transplantasi kepala dapat meningkatkan kualitas hidup atau bahkan menyelamatkan hidup mereka.

Canavero mengklaim bahwa prosedur ini benar-benar bisa dilakukan dan peluangnya untuk sukses cukup besar. Dia mengatakan bahwa sebagian besar rintangan yang akan menghambat prestasi ini telah dibahas. Misalnya, kita bisa menggunakan sekering sumsung tulang belakang dan mencegah sistem kekebalan tubuh untuk menolak transplantasi kepala baru.

Lebih lanjut menurutnya, transplantasi kepala pertama mungkin akan dilakukan pada tahun 2017. Kedengarannya mengejutkan tapi ini bisa berarti kabar baik atau justru kabar buruk, tergantung dari mana Anda melihatnya.

Kendala

Transplantasi bukan lagi hal baru bagi manusia, sekedar mengingat bahwa transplantasi pertama dilakukan pada tahun 1883, yaitu tranplantasi tiroid yang dilakukan oleh Theodor Kocher, seorang ahli bedah sekaligus peraih nobel.

Jadi sebenarnya dunia medis kita telah memiliki cukup banyak pengalaman dalam hal transplantasi, setidaknya selama 130 tahun. Apakah pengalaman tersebut belum cukup? Sayangnya, kebanyakan dokter tidak berpikir begitu.

Otak merupakan mesin yang paling kompleks yang dimiliki manusia, ada banyak jumlah koneksi di otak yang cukup untuk mengejutkan seorang dokter sekalipun. Ditambah bahwa semua bahan kimia dalam otak termasuk yang terkait dengan fungsi kesadaran akan membuatnya semakin rumit.

Karena kompleksitas proses yang harus dilalui ditambah pemahaman kita tentang otak yang dianggap masih kurang memadai, banyak ahli bedah skpetis terhadap ide ini, sangat skeptis!

Tapi Valery Spiridonov tidak peduli akan hal itu.

Siapa Valery Spiridonov?

Valery Spiridonov

Kredit: Valery Spiridonov / Facebook

Valery Spiridonov adalah seorang pria berusia 30 tahun asal Rusia yang mendertia penyakit Werdnig-Hoffman, bentuk atrofi dari tulang belakang yang parah, kondisi dimana tubuh tidak cukup kuat bahkan untuk menopang kepala agar tetap tegak. Penyakit ini juga bisa menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan, bernapas dan gejala lainnya yang terkait dengan sistem penyusutan otot.

Kebanyakan orang dengan kondisi ini meninggal di usia 20 tahun tapi Spiridonov beruntung dalam hal ini, rupanya ia pernah menawarkan diri untuk operasi yang sangat berisiko atau bahkan mematikan, yaitu operasi transplantasi kepala.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kepala Spiridonov akan dilepas dan dipasangkan pada tubuh orang lain. Tapi beberapa ahli pesimis dengan ide tersebut. Mereka mengatakan bahwa prosedur ini tidak akan berhasil dan hanya akan mengakibatkan kematian pada pasien.

Dapat dipahami mengapa Spiridinov berani mengambil risiko ini. Ia merasa masalah hidup dan mati bukan lagi faktor penghalang bagi dirinya. Kematian adalah sesuatu yang pasti dan untuk kasus Spiridinov secara medis, kematian bisa datang sangat cepat.

Namun, beberapa ahli khawatir bahwa operasi ini akan menyebabkan sesuatu yang lebih buruk dari sekedar kematian.

Lebih Buruk dari Kematian?

Pada akhirnya, sejumlah ahli bedah saraf paling terkemuka di dunia berpikir bahwa pasien mungkin akan kewalahan oleh perbedaan kimia dalam otak, sebagai hasilnya, mereka akan mengalami tingkat kegilaan paling parah yang pernah ada.

Dalam sebuah email, Arthur Caplan, Ph.D., director of medical ethics at NYU Langone Medical Center, menyatakan bahwa kegilaan kemungkinan akan dihasilkan dari “bahan kimia baru yang akan membanjiri otak.” Namun ia menjelaskan bahwa kemungkinan kematian jauh lebih tinggi sebagai hasilnya. “Kemungkinan kematian tentu sangat tinggi, mengingat bahwa studi ini pun belum pernah dilakukan pada hewan.”

Caplan justru menyebut bahwa Canavero hanya ingin mengejar sensasi dan popularitas, “orang ini tidak pernah mengatakan agen ajaib apa yang akan dia gunakan untuk menyembuhkan penyakit tulang belakang, cari orang ini di Google, dia tidak memiliki pengalaman nyata atau publikasi dalam bidang bedah saraf. Saya pikir dia hanya ingin menipu untuk mengejar popularitas,” pungkasnya.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Dr Robert Ruff, Veterans Affairs national director for neurology menyebut ide tersebut terlalu mengada-ada dan terkesan lucu, ia menegaskan bahwa ilmu medis saat ini belum cukup untuk melakukan hal itu.

Pada akhirnya, Caplan menyarankan kita untuk lebih fokus pada kemajuan medis yang nyata atau fokus pada orang-orang yang benar-benar dapat membantu banyak orang, bukan fokus pada orang yang hanya pintar mencari sensasi.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments