[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=C0s3w-wqcI8″ autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]
PUGAM.com – Balapan drone atau drone racing bukanlah hal baru di tahun 2016 ini. Event yang kini diselenggarakan hasil kerja sama dengan ESPN itu termasuk olahraga eksklusif, di mana orang akan berkonsentrasi mengendalikan drone mereka dengan remote controll agar tetap berada di lintasan.
Teknologi brain computer interface (BCI) juga bukan hal baru. Beragam upaya pengembangan kini tengah dilakukan dan beberapa diantaranya telah berhasil mengaplikasikan BCI pada pasien lumpuh untuk mengendalikan kaki palsu. Tapi jika menggunakan BCI untuk menghubungkan pikiran kita dengan drone? Tentu ini hal baru!
Pekan lalu, University of Florida melakukan apa yang telah disebutkan di atas untuk pertama kalinya. Mereka menggunakan software BCI untuk mengontrol sejumlah drone DJI Phantom. Sekitar 16 pilot diturunkan dalam acara ini untuk mengendalikan dan menerbangkan drone pada ketinggian rendah di dalam sebuah ruangan menggunakan gelombang pikiran mereka.
Cara kerjanya adalah setiap pilot akan menggunakan electroencephalogram headsets yang telah dikalibrasi dengan gelombang otak masing-masing pemakainya. Kalibrasi yang dimaksud adalah dengan menyimpan aktivitas neuron ketika pemakainya diperintahkan untuk berpikir tentang “mendorong” sesuatu ke depan misalnya.
Aktivitas neuron tersebut kemudian terhubung dengan sebuah tuas pada controller drone, ketika aktivitas tersebut dipicu maka tuas akan ikut bereaksi dengan menggerakkan drone maju ke depan.
Acara yang disebut “brain-controlled drones racing” ini sebenarnya bukanlah ajang perlombaan sungguhan. Ini merupakan bentuk pengembangan teknologi dengan mengintegrasikan BCI pada sebuah drone dan diharapkan pengembangan selanjutnya dapat mengaplikasikan BCI dalam kehidupan sehari-hari.