Siapa Jean Batten yang Jadi Google Doodle Hari Ini?

Jean Batten

Quick Facts
Disebut juga sebagai Batten, Jean
Terkenal sebagai Penerbang wanita yang memecahkan rekor penerbangan solo lintas negara
Kebangsaan Selandia Baru
Lahir pada 15 September 1909
Lahir di Rotorua, Selandia Baru
Meninggal pada 22 November 1982 (usia 73 tahun)
Meninggal di Palma, Majorca, Spanyol
Ayah Frederick Batten
Ibu Ellen Batten
Saudara John Batten

 

Jean Gardner Batten yang digelari ‘Hine-o-te-Rangi’ atau ‘Daughter of the Skies’ adalah seorang penerbang wanita asal Selandia Baru. Dia menjadi terkenal secara internasional karena berhasil memecahkan rekor penerbangan solo dari dan ke beberapa negara.

Batten adalah salah satu penerbang yang paling terkenal di Selandia Baru pada tahun 1930, yang dengan berani melakukan sejumlah penerbangan solo di banyak tempat di seluruh dunia. Rekor penerbangan pertama berhasil ia raih pada tahun 1934, ketika ia melakukan penerbangan solo dari Inggris ke Australia dalam waktu 14 hari, 22 jam, dan 30 menit.

Batten pun menjadi wanita pertama yang terbang solo dari Australia ke Inggris dan dari Inggris ke Argentina. Batten kemudian membuat rekor dunia keduanya pada tahun 1936, yaitu terbang solo dari Inggris ke Selandia Baru.

Semasa hidupnya, Batten pernah menerima sejumlah penghargaan dan piagam. Pada tahun 1936 ia mendapatkan gelar kehormatan Commander of the British Empire (CBE) dari Inggris dan menerima Cross of Chevalier dari Legion of Honour Perancis.

Pada tahun 1938, Batten menjadi penerbang wanita pertama yang menerima medali dari Fédération Aéronautique Internationale, dianggap sebagai kehormatan tertinggi dalam dunia penerbangan kala itu. Selain pernah menerima beberapa penghargaan dan pengakuan selama hidupnya, ia pun pernah membuat otobiografi berjudul “My Life” yang diterbitkan pada tahun 1938.

Masa Kecil

[pg_list icon=”icon: caret-right”]

  • Batten lahir pada tanggal 15 September 1909 di Rotorua, Selandia Baru dari pasangan Frederick Batten dan Ellen Batten sebagai satu-satunya putri dari tiga bersaudara.
  • Keluarganya pindah ke Auckland pada tahun 1913 dan pada usia 5 tahun Batten mulai masuk ke sekolah Melmerley Ladies School di Parnell.
  • Ayahnya seorang ahli bedah gigi, pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan New Zealand Expeditionary Force selama Perang Dunia pada tahun 1917. Sang ayah kemudian ditugaskan di Front Barat.
  • Tidak adanya penghasilan dari sang ayah selama Perang Dunia membuat kondisi keuangan keluarga terganggu. Batten pun memutuskan untuk pindah ke sekolah negeri
  • Meskipun ayahnya kembali ke Auckland pada tahun 1919, hubungan kedua orang tuanya mulai renggang dan akhirnya berpisah pada tahun 1920.
  • Batten kemudian pergi untuk tinggal bersama ibunya, Ellen, sekaligus menjadi sosok penting yang mendorongnya menjadi seorang penerbang yang sukses.
  • Awalnya, Batten pindah ke Howick bersama ibunya dan terdaftar di sebuah sekolah biara setempat, namun pada tahun 1922 mereka kembali ke Auckland.
  • Pada tahun 1924, dibiayai oleh ayahnya, Batten bergabung dengan asrama perguruan tinggi untuk anak perempuan di Remuera dan mulai belajar balet serta piano dengan harapan bisa menjadi pemain profesional di kedua bidang tersebut.

[/pg_list]

Karir

[pg_list icon=”icon: caret-right”]

  • Pada akhir tahun 1920-an, tujuan karirnya berubah drastis dan Batten mulai mengembangkan minatnya pada dunia penerbangan. Ini adalah awal dari sebuah era yang ditandai dengan banyaknya rekor dunia yang dibuat oleh banyak penerbang. Batten pun terinspirasi oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan solo non-stop melintasi Samudra Atlantik.
  • Ibunya, yang selalu mendukungnya, membawanya ke Sydney pada hari libur tahun 1929 dan menyiapkan segalanya untuk melakukan penerbangan bersama Charles Kingsford Smith, seorang pilot asal Australia.
  • Pada tahun 1930, ia pindah ke Inggris bersama ibunya dan mulai bergabung dengan London Aeroplane Club.
  • Batten kala itu sedang membutuhkan dana untuk mendapatkan lisensi pribadi dan komersial. Ia pun meminjam uang sebesar £500 pada pilot muda Fred Truman dari Selandia Baru yang kala itu mengabdi di Royal Air Force. Truman adalah pria yang ingin menikahi Batten.
  • Batten akhirnya berhasil memperoleh kedua lisensi tersebut pada tahun 1932, tetapi semenjak itu ia tidak pernah kembali untuk menemui Truman. Ia pun mulai mengambil kursus mekanik dan perawatan pesawat.
  • Batten kemudian dekat dengan seorang pria bernama Victor Dorée yang bersedia meminjam uang sebesar £400 pada ibunya untuk membelikan Batten sebuah pesawat latih Gipsy Moth. Pesawat tersebut awalnya dimiliki oleh Prince of Wales yang sudah berpindah tangan berkali-kali. NZ History Online menyebutkan bahwa “sepanjang karir penerbangannya, Batten mengumpulkan uang dengan cara memanfaatkan hubungan dekatnya dengan Dorée.”
  • Batten memiliki keinginan untuk memecahkan rekor penerbangan solo perempuan yang sebelumnya dipegang oleh pilot Inggris Amy Johnson yang terbang dari Inggris ke Australia dengan catatan waktu 19½. Sayangnya, dua upaya pemecahan rekor yang dilakukan Batten berujung pada kegagalan.
  • Usaha pertama dilakukan pada bulan April 1933. Pesawat yang ditumpanginya dihantam badai pasir Irak, mengakibatkan kegagalan mesin dan pesawatnya rusak parah. Batten coba meyakinkan Dorée untuk membelikannya pesawat baru namun tidak berhasil. Ia pun beralih dengan mencoba mendekati perusahaan minyak Castrol yang bersedia membelikannya pesawat Gipsy bekas seharga £240.
  • Pada bulan April 1934, ia melakukan upaya pemecahan rekor kedua. Kali ini ia kehabisan bahan bakar di pinggiran kota Roma dan harus melakukan pendaratan darurat pada malam hari. Setelah memperbaiki pesawatnya, ia terbang ke London.
  • Upaya ketiga Batten dalam memecahkan rekor mendapat dukungan penuh dari tunangannya bernama Edward Walter, yang bersedia meminjamkan kedua sayap pesawatnya sendiri untuk digunakan pada pesawat Batten.
  • Memulai penerbangan pada tanggal 8 Mei 1934, Batten akhirnya berhasil menyelesaikan penerbangan solo dari Inggris ke Australia dalam waktu 14 hari, 22 jam, dan 30 menit, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Amy Johnson dari Inggris.
  • Pada tahun 1934, Jackson and O’Sullivan Ltd menerbitkan memoar Jean Batten berjudul ‘Solo Flight’ yang berisi tentang kisah perjalanannya di dunia penerbangan.
  • Setelah itu, Batten membeli sebuah monoplane Percival Gull Six, G-ADPR.
  • Pada tahun 1935, ia menjadi wanita pertama yang melakukan penerbangan kembali dari Australia ke Inggris, yang diselesaikannya dalam waktu 17 hari 15 jam. Pada tahun yang sama, Batten menjadi wanita pertama yang terbang dari Inggris ke Brasil dengan catatan waktu 61 jam 15 menit. Pencapaian ini membuatnya meraih penghargaan Order of the Southern Cross.
  • Prestasi lainnya pada tahun 1935 termasuk menjadi yang tercepat melintasi Selatan Samudra Atlantik dengan catatan waktu 13 jam 51 menit, juga menjadi pilot wanita pertama yang terbang melintasi Atlantik Selatan.
  • Pada tahun 1936, Batten menciptakan rekor dunia baru untuk penerbangan solo dari Inggris ke Selandia Baru dalam waktu 11 hari 45 menit.
  • Sayangnya, Perang Dunia Kedua memaksa Batten harus mengakhiri petualangan penerbangannya. Meskipun pesawatnya dimanfaatkan dengan aktif, dia tidak diizinkan untuk terbang menggunakan pesawat tersebut.

[/pg_list]

Kehidupan Pribadi

[pg_list icon=”icon: caret-right”]

  • Tahun-tahun berikutnya ia jalani sebagai seorang pertapa. Batten tinggal di tempat yang berbeda dengan ibunya, yang meninggal di pulau Tenerife, Spanyol pada tahun 1965.
  • Meskipun Batten sempat menjalin kasih dengan beberapa pria, ia tidak pernah menikah hingga akhir hayatnya.
  • Pada tahun 1982, kala itu Batten tinggal di Majorca, Spanyol, ia mendapat luka gigitan anjing. Karena menolak untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, infeksi segera menyebar menyebabkan komplikasi dan akhirnya merenggut nyawanya pada tanggal 22 November 1982.
  • Batten kemudian dimakamkan di sebuah pemakaman yang tidak terkenal di pulau Majorca pada tanggal 22 Januari 1983.
  • Kematian Batten tidak diketahui oleh para kerabatnya, sehingga mereka mulai khawatir tentang keadaan Batten. Sebuah penyelidikan sepintas pun pernah digelar untuk mencari keberadaan Batten. Lima tahun kemudian, dunia dikejutkan dengan berita meninggalnya penerbang terkenal Jean Batten. Berita tersebut pertama kali disebarkan oleh seorang penulis dan pembuat film dokumenter Ian Mackersey yang menemukan fakta itu ketika ia pergi ke Majorca untuk mencarinya.

[/pg_list]

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments