Salamander Raksasa Cina

Salamander Raksasa Cina

PUGAM.com – Salamander raksasa China (Andrias davidianus) adalah salamander sekaligus amfibi terbesar di dunia, bisa mencapai panjang 180 cm (5,9 ft). Mereka hidup di air dingin, sungai berarus deras dan danau di sejumlah pegunungan di Cina.

Salamander ini biasa memakan ikan dan krustasea. Musim kawin terjadi antara bulan Agustus dan September ketika 500 telur yang diletakkan di sebuah lubang dijaga oleh sang jantan.

Salamander raksasa Cina adalah spesies yang terancam punah karena mereka sering dipanen untuk diperdagangkan, dijadikan sebagai obat atau bahkan dikonsumsi.

Perusakan habitat juga dipercaya sebagai salah satu penyebab terancam punahnya Andrias davidianus ini. Populasi mereka mengalami penurunan drastis selama 30 tahun terakhir.

Hanya ada tiga spesies salamander yang masih hidup yang berasal dari keluarga Cryptobranchidae, salamander raksasa Cina, salamander raksasa Jepang, dan the American hellbender.

Nenek moyang dari Cryptobranchidae menyimpang dari semua amfibi lainnya lebih dari 170 juta tahun yang lalu selama Periode Jurassic. Genus Andrias sendiri diwakili oleh hanya dua spesies yang masih hidup, yaitu salamader raksasa Cina dan Jepang.

Cryptobranchids diyakini berasal dari amfibi hynobiid yaitu salamander yang berukuran kecil hingga sedang yang ditemukan di Asia. Catatan fosil salamander Cryptobranchid dimulai dengan Cryptobranchus saskatchewanensis dari akhir masa Paleocene dan Awal Eosen (52-58 juta tahun yang lalu).

Sedangkan Cryptobranchus scheuchzeri diketahui berasal dari masa Oligosen Tengah hingga akhir masa Pliosen di Eropa (2-3,3 juta tahun tang lalu).

Deskripsi

Secara umum, salamander raksasa Cina memiliki kepala yang luas dan moncong terpotong atau terbelah. Mereka memiliki mulut yang lebar, mata bulat kecil dan tidak memiliki kelopak mata.

Hidung bulat berdekatan dengan tepi bibir bagian atas. Mereka memiliki lidah yang besar dan gigi vomerine (dua benjolan kecil yang ditemukan di atap mulut atau langit-langit) di samping busur panjang rahang atas (atau rahang) gigi.

Bagian tubuh, seperti kepala, cukup datar dan luas dilengkapi ekor dengan panjang hampir 60% dari panjang tubuh.

Spesies ini memiliki serangkaian alur kosta (ditemukan di sepanjang sisi tubuh di wilayah tulang rusuk), serta alur vertebral (di sepanjang punggung) dan lipatan kulit hadir di sepanjang sisi tubuh dari belakang kepala hingga ujung ekor.

Kulit mereka biasanya kasar dan berpori dengan banyak kerutan, lipatan serta tuberkel (benjolan kecil). Warna kulit biasanya coklat gelap, hitam atau kehijauan dengan pola kulit seperti marmer.

Total panjang tubuh di usia dewasa adalah sekitar 1 meter, meskipun publikasi klasik pada salamander Cina tahun 1936 mengutip panjang maksimal 180 cm (1,8 meter).

Salamander raksasa Cina dengan panjang 115 cm bisa mencapai berat lebih dari 11 kg.

Hal ini membuat salamander raksasa Cina adalah spesies amfibi terbesar yang masih ada di Bumi, baik dari segi panjang dan massa, meskipun kerabat dekat mereka, salamander raksasa Jepang juga bisa mencapai panjang 1 m.

Namun, karena praktik panen liar salamander raksasa Cina sebagai makanan lezat di Asia, sebagian besar dari mereka yang ditemukan saat ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil.

Ekologi

Musim kawin untuk salamander raksasa Cina tampaknya terjadi antara Agustus dan September. Perilaku kawin dari salamander raksasa Jepang mungkin serupa dengan salamander raksasa Cina.

Betina akan meletakkan sekitar 500 telur (masing-masing berukuran rata-rata 22 mm 19,2 mm, dengan diameter embrio 8-9 mm) dalam sebuah liang di bawah air. Telur kemudian dijaga oleh jantan.

Sang jantan akan menjadi agresif ketika menghadapi penyusup yang mereka anggap dapat mengancam telur-telur mereka. Betina dapat masuk ke dalam liang dan meninggalkan telur setelah pemijahan.

Telur yang dibuahi secara eksternal akan kembali dijaga oleh jantan sampai mereka menetas setelah 50-60 hari.

Selanjutnya, larva salamander raksasa Cina akan menyerupai salamander dewasa dalam hal bentuk dengan ukuran hanya 30 mm saat menetas. Mereka akan mulai makan setelah 30 hari menetas.

Insang eksternal larva mulai mengecil ketika mereka berukuran 200-250 mm, meskipun salamander dewasa diketahui tidak pernah sepenuhnya menghilangkan dua cabang insang tersebut.

Salamander raksasa Cina bisa berumur panjang, mencapai usia lebih dari 52 tahun di penangkaran, dan diperkirakan mencapai kematangan seksual pada usia 15 tahun.

Mereka umumnya adalah binatang nokturnal, meskipun menjadi lebih diurnal selama musim kawin.

Pada siang hari, spesies ini biasanya akan ditemukan di tempat persembunyian yang gelap, berkeliaran hanya menguntit mangsa dan pakan mereka.

Mereka memakan berbagai macam hewan lain, seperti ikan, cacing, larva serangga, anurans (katak dan kodok) atau berudu milik mereka sendiri, krustasea, moluska, reptil air dan mamalia kecil. Mereka juga dikenal suka memakan bangkai dan cangkang telur mereka sendiri.

Salamander raksasa China memiliki gigi berukuran kecil namun banyak. Gigitan yang sangat kuat akan mencengkram mangsanya dengan kuat pula.

Mereka memiliki mata yang sangat kecil diposisikan jauh ke belakang di sisi kepala sehingga memberikan visibiltas yang buruk, kedua mata tidak bisa fokus pada objek yang sama pada saat bersamaan.

Oleh karena itu mereka sangat bergantung pada penciuman dan sentuhan dalam menemukan mangsanya.

[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=GEFl3RV8G8E” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments