Studi: Gesture Saat Berkomunikasi Tidak Dihasilkan dengan Cara Melihat

Gesture Saat Berkomunikasi Tidak Terbentuk dengan Cara Melihat

PUGAM.com – Orang-orang di seluruh dunia akan menyertakan bahasa isyarat ketika mereka berbicara yang biasanya didominasi oleh gerakan tangan. Bahasa isyarat yang digunakan tergantung dari apa yang sedang mereka bicarakan.

Sebuah studi terbaru yang juga dilakukan pada orang buta menunjukkan bahwa variasi gestural tidak diciptakan dengan cara melihat atau menonton ketika pembicara lain membuat gerakan, tapi dihasilkan ketika mereka belajar bahasa itu sendiri.

“Orang dewasa yang buta sejak lahir juga memiliki gesture atau bahasa isyarat ketika mereka berbicara dan gerakan mereka menyerupai gerak tubuh orang normal dengan bahasa yang sama,” kata seorang ilmuwan psikologi dan peneliti di Georgia State University, Seyda Özçaliskan.

“Ini menarik, karena para pembicara yang buta sejak lahir tidak bisa belajar gerakan dengan cara menonton atau melihat gerakan pembicara lain,” tambahnya.

Hasil studi ini kemudian diterbitkan dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science.

Studi juga telah menunjukkan bahwa penutur bahasa yang berbeda cenderung menggunakan bahasa isyarat yang berbeda pula dan apa yang menyebabkan perbedaan tersebut masih belum diketahui dengan jelas.

Hipotesis para peneliti adalah, jika orang belajar bahasa isyarat dengan cara melihat pembicara lain membuat gerakan maka jelas individu yang buta sejak lahir tidak akan mampu menghasilkan gerakan yang mirip dengan individu normal yang tidak buta.

Tetapi jika bahasa isyarat dihasilkan ketika mereka belajar bahasa itu sendiri, maka orang buta dan orang normal yang berbicara bahasa yang sama akan menghasilkan bahasa isyarat yang sama pula.

Para peneliti memutuskan untuk fokus secara khusus pada gerakan yang berhubungan dengan gerak melintasi ruang, yang cenderung menunjukkan cukup banyak variasi di seluruh bahasa.

Penutur bahasa Inggris misalnya, biasanya menggabungkan dua variasi bahasa isyarat ke dalam gerakan tunggal. Sedangkan penutur bahasa Turki biasanya akan menghasilkan gerakan yang terpisah untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan sesuatu yang sama.

Özçaliskan dan dua rekannya Che Lucero dan Susan Goldin-Meadow dari University of Chicago merekrut 40 orang dewasa yang buta sejak lahir, terdiri dari 20 penutur asli bahasa inggris dan 20 lainnya penutur bahasa Turki.

Para peserta kemudian disajikan sebuah diorama tiga dimensi yang berisi serangkaian patung-patung yang menggambarkan gerak melintasi ruang.

Mereka harus mengeksplorasi adegan menggunakan tangan mereka dengan cara menyentuh dan merasakan komponen (patung). Para peserta kemudian diminta untuk menggambarkan seluruh adegan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penutur dalam menggambarkan gerakan sesuai dengan bahasa yang mereka gunakan.

Terlepas dari apakah mereka melihat atau buta. Penutur bahasa Turki akan memproduksi unit-kalimat secara terpisah baik ketika mereka berbicara maupun ketika mereka membuat gerakan.

Sedangkan penutur bahasa Inggris cenderung menggabungkan unit-kalimat atau gerakan ke dalam bentuk tunggal.

“Kami sekarang tahu bahwa penutur buta tidak menghasilkan gerakan yang sama secara umum dengan mereka para penutur dari bahasa yang berbeda,” Goldin-Meadow menjelaskan. “Tapi gerakan mereka mirip dengan penutur bahasa yang sama baik itu yang buta atau yang melihat.”

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments