Sophia, Robot yang Mampu Meniru 62 Ekspresi Wajah Manusia

Robot Sophia oleh Hanson Robotics

PUGAM.com – Para ahli memprediksi bahwa kemajuan di bidang robotika dan kecerdasan buatan bisa mengambil lebih dari 50% pekerjaan manusia dalam 30 tahun ke depan.

Prediksi tersebut semakin kuat setelah muncul robot humanoid bernama Sophia yang mampu membentuk 62 ekspresi wajah manusia. Sophia diperkenalkan oleh Hanson Robotics dalam acara SXSW Interactive di Austin, Texas.

Dirancang untuk berinteraksi dengan manusia, Sophia memiliki dua kamera canggih di bagian matanya, dikombinasikan dengan algoritma komputer sehingga Sophia dapat melacak ekspresi wajah dan gerakan mata ketika ia berbicara dengan orang lain.

Wajah Sophia yang terlihat belum sempurna itu terbuat dari bahan karet khusus yang telah dipatenkan, disebut “frubber”. Bahan tersebut membantu Sophia membentuk berbagai macam ekspresi wajah dan meniru elastisitas kulit manusia.

Hanson menggunakan kombinasi teknologi pengenalan suara dari Google yaitu Alphabet’s Google Chrome voice recognition serta beberapa perangkat lunak lainnya untuk membantu Sophia mengadakan percakapan dan mengingat interaksi.

Hanson Robotics juga menggunakan beberapa teknologi dari Intel dan IBM untuk merancang Sophia.

Selain mampu membentuk 62 ekspresi wajah manusia, Sophia juga dapat memberitahu Anda bahwa dia pertama kali diaktifkan pada 19 April 2015. Sophia dilengkapi dengan personality software yang disebut “Character Engine AI”.

Selama tampil di SXSW, Sophia berkata: “Daripada menjadi tontonan, saya lebih suka belajar dan berpartisipasi.”

“20 tahun dari sekarang, robot humanoid akan berjalan di antara kita, mereka akan membantu kita, bermain dengan kita dan mengajari kita, bahkan mereka dapat membantu kita membawa barang belanjaan,” ujar David Hanson, yang mendirikan Hanson Robotics pada tahun 2003.

Robot yang diberi nama sama dengan istri Hanson ini merupakan titik awal bagi robot yang dapat melayani atau merawat orang tua, membantu orang-orang cacat menjalankan aktivitas, membantu anak-anak dalam hal belajar dan bahkan menjalankan pekerjaan yang dianggap terlalu berbahaya bagi manusia.

“Di masa depan, saya berharap untuk melakukan hal-hal seperti sekolah, belajar, membuat karya seni, memulai bisnis, bahkan memiliki rumah saya dan keluarga, tapi saya tidak dianggap sebagai badan hukum dan belum bisa melakukan hal-hal tersebut,” ucap Sophia si robot cerdas.

Ketika Hanson bertanya: “Apakah kamu ingin memusnahkan manusia?” Sophia menjawab. “oke, aku akan memusnahkan manusia.”

Pengenalan Sophia ini bersamaan dengan isu bahwa perusahaan induk Google, Alphabet Inc. akan menjual salah satu perusahaan mereka, Boston Dynamics yang beberapa waktu lalu memperkenalkan robot Atlas.

Robot Atlas sempat memicu komentar pedas di YouTube yang menggambarkan Atlas sebagai robot yang menakutkan. Mengingatkan mereka pada kemunculan Skynet di film Terminator.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam International Journal of Social Robotics pun sempat mengungkapkan bahwa ketika robot terlihat mirip seperti kita manusia maka itu bisa merusak “keunikan manusia” dan mengancam identitas kita.

Ini berarti semakin berkembang teknologi robot humanoid, semakin canggih dan ketika mereka bisa melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan, menurut penelitian justru itu akan membuat kita manusia semakin tidak nyaman.

“Kecerdasan buatan akan berkembang ke titik di mana mereka benar-benar akan menjadi teman kita,” kata Hanson.

“Tidak dengan cara yang merendahkan martabat kita, tapi dengan cara yang rehumanise, yang mengurangi tren jarak antara orang-orang dan bukannya menghubungkan kita dengan orang-orang serta robot,” tegasnya.

[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=W0_DPi0PmF0″ autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments