Seniman Robot yang Bisa Melukis Berlomba untuk Mendapatkan Hadiah Uang

robot-art-competition-9

PUGAM.com – Walau orang-orang khawatir pekerjaannya akan diambil alih oleh robot, namun manusia tetap yakin bahwa pada bidang kreativitas seperti seni dan musik, robot akan selalu kalah. Sayangnya itu tak akan bertahan lama, kini robot yang dilengkapi algoritma-algoritma canggih mulai menjadi robot pelukis yang baik. Sebuah robot bahkan menciptakan lukisan karya Rembrandt terbaru tahun ini. Untuk mengakui perkembangan di bidang seni robot ini, sebuah kontes telah diluncurkan oleh website RobotArt.org, dan Anda dapat membantu untuk menentukan pelukis mekanik mana yang akan memenangkannya.

Kontes tersebut memungkinkan para peserta untuk berpartisipasi dalam 2 kategori, kategori karya seni yang diciptakan seluruhnya oleh robot dan software, dan kategori karya seni yang diciptakan dengan sedikit bantuan manusia.

Sebagai contoh masukan pada kategori pertama, terdapat gambar Isaac Asimov yang dilukis oleh sistem yang dikenal sebagai e-David dari Universitas Konstanz.

robot-art-competition-4

e-David menggunakan perputaran umpan balik visual dimana kanvasnya dipantau oleh kamera pada setiap titik cat yang diterapkan, mesinnya juga mendapat arahan untuk membuat perubahan-perubahan pada prosesnya untuk menciptakan gambar yang dimaksud. Seperti halnya seorang seniman yang secara berkala mundur selangkah dari kanvas untuk melihat kemajuan dari karyanya.

Sebagai contoh dari kategori kedua adalah gambar yang dibuat oleh the cloudPainter di Universitas George Washington, yang diberi nama “Bonnie and Corinne.”

robot-art-competition-3

“Jika Anda menonton video time-lapse [di bawah], Anda akan melihat bagaimana robot tersebut memulainya dengan sebuah foto dan berusaha untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ia lihat pada kanvas dan foto,” ungkap penemu cloudPainter Pindar Van Arman.

“Kanvas di kiri, menginterpretasikan perbedaan-perbedaan dalam bentuk nilai-nilai dari foto yang berada di tengah, dan foto di kanan. Ketika ia (cloudPainter) mengalkulasi dan menghilangkan perbedaan-perbedaan dari kanvas dan foto, Anda akan melihat skala perbedaan berkurang. Disertakan juga sapuan-sapuan kuas manual yang saya lakukan menggunakan interface touchscreen. Robot tersebut menggunakan sapuan kuas saya sebagai panduan untuk menciptakan sapuan-sapuan kuas lainnya yang serupa dalam ukuran panjang dan warna seperti yang saya buat.”

[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=31JTnrsqK4U” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]

Membuktikan bahwa cara melukis robot juga dapat bervariasi seprti halnya manusia, terdapat total 71 pendaftar, menggunakan sedikitnya 14 teknologi yang berbeda, termasuk diantaranya EyePaint, sistem milik Imperial College London yang melacak pergerakan mata untuk memandu tangan pelukis robot, TAIDA dari Universital Nasional Taiwan, yang memulai melukis dengan lapisan dasar cat dan membangun gambar dari sana dan A1 dari Universitas Carnegie Mellon, sebuah tangan robot yang secara lembut menuntun kuas yang dipegang oleh manusia, mendorongnya untuk membuat sapuan-sapuan tertentu.

Anda dapat mengunjungi halaman kompetisi di RobotArt.org untuk melihat keseluruhan peserta. Setelah mendaftar dengan menggunakan akun Facebook, Anda akan diberi 10 token yang dapat digunakan untuk mem-voting pilihan favorit Anda. Uang dengan total US$100.000 (1,3 milyar) akan dihadiahkan, termasuk $30.000 (400 juta) untuk juara pertama pada kategori otomatis dan $10.030 (133,3 juta) untuk juara pertama pada kategori yang dibantu oleh manusia. Semua uang hadiah akan diberikan pada sekolah dimana pencipta robot tersebut berasal. Pemungutan suara akan berakhir pada 10 Mei nanti.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments