Fosil Kadal Berusia 99 Juta Tahun Mulai Diteliti

Ditemukan Fosil Kadal Berusia 99 Juta Tahun

PUGAM.com – Sekitar 100 juta tahun yang lalu, bayi kadal yang mungkin saja baru dilahirkan harus mati ketika merayap dan terjebak di dalam resin pohon konifer. Kadal yang telah teridentifikasi sebagai spesies bunglon itu hidup di hutan tropis di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Myanmar.

[pg_posts id=”8871″ posts_per_page=”1″]

Seiring waktu, resin pohon yang semula berupa cairan lengket memadat seperti batu berwarna kuning, menyimpan kadal yang terawetkan dengan sangat baik di dalamnya. Ilmuwan mengatakan bahwa kadal tersebut 78 juta tahun lebih tua dari spesimen tertua yang pernah ditemukan sebelumnya.

Meski telah lama ditemukan, yaitu puluhan tahun yang lalu, baru kali ini ilmuwan berkesempatan untuk menganalisa fosil kadal tersebut bersama dengan 11 spesimen lainnya yang ditemukan di tempat yang sama.

Fakta awal yang ditemukan oleh ilmuwan adalah fosil kadal tersebut menunjukkan adanya “rantai yang hilang” dalam sejarah evolusi kadal, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik di mana mereka tinggal.

Hal ini diungkapkan oleh Edward Stanley, mahasiswa postdoctoral di herpetologi di Florida Museum of Natural History, Univeristas Florida.

Fosil Kadal Berusia 99 Juta Tahun Mulai Diteliti

Edward Stanley, mahasiswa postdoctoral di herpetologi di Florida Museum of Natural History

Dari 12 spesimen kadal, tiga tokek, satu kadal kuno dan satu bunglon terawetkan dengan sangat baik. Sedangkan spesimen lainnya dalam kondisi kurang sempurna dan mungkin saja merupakan spesies baru, ilmuwan akan membahasnya pada studi terpisah.

“Fosil-fosil ini memberitahu kita tentang keragaman yang luar biasa, tetapi sebelumnya tidak diketahui ada kadal di hutan tropis,”* kata Stanley seperti yang dilansir oleh phys.org.

Stanley menjelaskan bahwa fosil-fosil yang ditemukan selama ini tidak memberikan banyak catatan karena keadaannya yang kurang sempurna, kulit dan tulang dalam keadaan rapuh.

Ambar membuat semuanya menjadi berbeda di mana fosil kadal kali ini terawetkan dengan sangat sempurna bahkan sisik warna-warni kadal itu masih tetap terjaga selama jutaan tahun.

Biasanya kita hanya memiliki kaki atau bagian kecil lainnya yang terawetkan dalam ambar, tetapi ini adalah seluruh spesimen mulai dari cakar, gigi, bahkan sisik berwarna yang masih sempurna. Saya akrab dengan teknologi CT, jadi saya menyadari ini adalah kesempatan untuk melihat lebih dekat dan menempatkan kadal dalam perspektif evolusi,”
jelas Stanley.

Stanley pertama kali bertemu dengan fosil itu di American Museum of Natural History setelah seorang kolektor memberikan fosil-fosil tersebut padanya.

Stanley adalah ahli dalam menganalisa fosil kuno, dengan menggunakan teknologi mikro-CT, ia dapat mengidentifikasi fosil tersebut.

Scanner mikro-CT sbekerja dengan cara melihat ke dalam ambar tanpa merusaknya, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan potongan digital dari tulang dan memeriksa jaringan lunak.

Dari fosil tokek yang terawetkan dalam ambar misalnya, hasil analisa menunjukkan bahwa hewan tersebut sudah sangat maju, memiliki telapak kaki perekat yang digunakan untuk memanjat.

Sedangkan pada fosil bunglon, Stanley mengatakan sebuah fakta bahwa kadal purba ini memiliki kerabat modern yang hidup saat ini di daerah tropis.

“Fosil indah ini merupakan bukti keanekaragaman masa lalu, menunjukkan kepada kita mengapa kita harus melindungi daerah-daerah di mana kerabat modern mereka hidup hari ini,” kata Stanley.

Menurutnya, wilayah tropis secara alami bertindak sebagai pelindung yang stabil bagi mereka di mana keanekaragaman hayati cenderung menumpuk. Satu-satunya yang menjadikan wilayah tropis tidak aman adalah upaya manusia itu sendiri yang ingin merusaknya.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
1 Comment
Terbaru
Terlama
Inline Feedbacks
View all comments
Ivan
Ivan
6 tahun yang lalu

Nice Post!