5 Racun Paling Mematikan di Dunia

5 Racun Paling Mematikan di Dunia

PUGAM.com – Ketika diminta untuk menyebutkan jenis racun paling mematikan, orang mungkin akan berpikir sianida, arsen atau strychnine, tapi sebenarnya masih ada jenis racun yang lebih mematikan.

Tetrodotoxin (racun ikan buntal) sendiri yang dikenal lebih beracun dari ketiga jenis zat diatas masih belum bisa dikatakan paling mematikan. Bagaimana pun, sedikitnya 50 orang tewas di Jepang tiap tahunnya akibat racun tetrodotoxin.

Untuk menilai tingkat toksisitas suatu zat, biasanya para ilmuwan menggunakan istilah LD50 (Lethal Dose, 50 persen), yaitu jumlah yang diperlukan untuk membunuh sekitar 50 persen populasi dalam sebuah pengujian yang sering dinyatakan per satuan kilogram dari berat badan.

Misalnya, natrium sianida dengan LD50 sekitar 6 miligram per kg. Namun, perlu diingat bahwa jumlah tersebut dapat berubah tergantung dari bagaimana cara racun tersebut masuk ke dalam tubuh kita.

Tetrodotoxin misalnya, hanya diperlukan LD50 sekitar 300 mikrogram per kg berat badan agar mematikan, dengan catatan jika racun masuk dengan cara ditelan dan hanya butuh sedikitnya LD50 10 mikrogram jika masuk dengan cara disuntikkan.

Tidak mudah untuk menilai tingkat toksisitas suatu zat, namun daftar di bawah ini akan coba merangkum 5 jenis racun yang dianggap paling mematikan di dunia, setidaknya seratus kali lebih beracun dari sianida, arsen atau strychnine.

[pg_posts id=”8796″ posts_per_page=”1″]

5. Ricin/Risin

5 Racun Paling Mematikan di Dunia

Racun yang berasal dari tanaman ini menjadi terkenal saat digunakan untuk membunuh seorang penulis sekaligus penyiar asal Bulgaria yang bekerja untuk BBC, Georgi Markov pada tahun 1978.

Markov yang juga dikenal sebagai pembelot untuk negaranya tewas setelah ditembak menggunakan peluru kecil yang mengandung Risin.

Pada tanggal 7 September 1978, Markov sedang menunggu bis di dekat Waterloo Bridge, kemudian ia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian belakang paha kanannya. Ketika membalikkan badan, Markov melihat seseorang yang sedang membungkuk untuk mengambil payung.

Markov segera dibawa ke rumah sakit dengan gejala demam tinggi dan meninggal tiga hari kemudian.

Georgi Markov

Georgi Markov, tewas dibunuh dengan cara ditembak menggunakan peluru yang mengandung racun risin. Foto ini diambil pada bulan yang sama saat ia meninggal, September 1978 / via northcountrypublicradio.org

Hasil autopsi mengungkapkan bahwa ada sebuah bola kecil terbuat dari paduan platina-iridium yang tertanam di paha Markov. Bola kecil tersebut telah dilubangi untuk memasukkan sejumlah kecil risin ke dalamnya dan mungkin telah ditembakkan menggunakan senapan angin yang tersembunyi di dalam payung.

Risin adalah zat beracun yang diperoleh dari tanaman jarak (Ricinus communis). Meskipun tanaman jarak dibudidayakan untuk mengekstrak minyak yang terkandung di dalamnya, tetapi risin yang dihasilkan tetap dalam bentuk serat padat.

Risin adalah glikoprotein yang dapat mengganggu sintesis protein dalam sel dan akhirnya menyebabkan kematian pada sel.

LD50 untuk risin sekitar 1-20 miligram per kg jika masuk dengan cara ditelan tapi dalam kasus Markov, racun ini masuk dengan cara ‘disuntikkan’ sehingga hanya perlu kurang dari 1-20 miligram risin per kg untuk membuatnya tewas.

4. VX

[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=seZmxDSrieM” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]

VX adalah satu-satunya senyawa sintetis di daftar ini. VX yang merupakan agen saraf ini pertama kali muncul pada tahun 1950-an hasil dari sebuah penelitian ICI, dibuat sebagai insektisida baru pada masa itu untuk keperluan pertanian.

Pada awalnya, tak banyak yang menyadari bahwa VX dapat digunakan untuk membunuh seseorang, yaitu dengan cara mengganggu transmisi pesan saraf antara sel-sel. Molekul yang terlibat dalam proses ini biasa disebut asetilkolin.

Setelah asetilkolin melakukan tugasnya untuk mengirim transmisi pesan saraf antara sel-sel, biasanya molekul ini akan dipecah oleh katalis enzim yang disebut acetylcholinesterase.

VX dan agen saraf lainnya dapat menghentikan enzim ini untuk bekerja, sehingga akan terjadi kontraksi otot diluar kendali dan akhirnya menyebabkan seseorang mati karena sesak napas.

Sejarah mencatat hanya satu orang yang diketahui telah dibunuh menggunakan VX, dia adalah mantan anggota sekte Aum Shinrikyo yang didirikan di Jepang pada tahun 1984.

Namun pada tahun 1968, muncul berita mengejutkan yang mengatakan bahwa sekitar 4.000 domba telah mati karena racun VX dalam sebuah insiden di Skull Valley, Utah, Amerika Serikat.

LD50 untuk VX adalah 3 mikrogram per kg meskipun beberapa laporan menunjukkan bahwa angka tersebut sedikit lebih tinggi dari jumlah sebenarnya.

3. Batrachotoxin

5 Racun Paling Mematikan di Dunia

Kita sering mendengar bahwa bangsa Indian Amerika Selatan sering menggunakan sumpit beracun untuk berburu. Mereka biasa menggunakan racun yang berasal dari tanaman yang kemudian disebut sebagai “Curare” yang berarti “racun” dalam bahasa Indian.

Namun, bangsa Indian asli dari wilayah Barat Kolombia dipercaya memiliki jenis racun yang lebih mematikan, berasal dari kulit katak kecil yaitu batrachotoxin.

Mereka biasanya mengumpulkan katak golden (Phyllobates terribilis) atau multicoloured (Phyllobates bicolor) dan menaruhnya di atas api hingga katak tersebut mengeluarkan keringat.

Keringat katak yang mengandung racun kemudian dioleskan pada anak panah mereka. LD50 untuk batrachotoxin sekitar 2 mikrogram per kg, yang berarti dengan jumlah setara seperti dua butir garam dari batrachotoxin cukup untuk membunuh manusia.

Batrachotoxin membunuh dengan cara mengganggu saluran ion natrium di dalam sel-sel otot dan saraf yang akhirnya mengakibatkan gagal jantung.

Menariknya, spesies katak ini sebenarnya tidak terlahir dengan kondisi beracun seperti yang kita ketahui selama ini. Para ahli menemukan bahwa racun ini berasal dari makanan mereka.

Hampir 30 tahun yang lalu, ahli burung dari Amerika Serikat Jack Dumbacher pergi ke Papua Nugini untuk melakukan pekerjaannya. Lalu tangan Dumbacher tergores oleh salah satu burung Pitohui lokal. Secara naluriah, ia meletekkan tangannya ke mulut yang mulai mati rasa.

Akhirnya, ditemukan bahwa burung-burung ini memiliki bulu yang mengandung molekul beracun sama seperti katak beracun.

Diperkirakan, baik katak atau pun burung memperoleh racun dari kumbang yang mereka makan, meskipun racun yang dibawa oleh burung dipercaya lebih mematikan dari racun yang dibawa oleh katak.

[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=TjTOJ6zIbys” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]

2. Maitotoxin

5 Racun Paling Mematikan di Dunia

Racun mematikan tidak hanya berasal dari daratan sebab diketahui bahwa racun yang dibawa oleh beberapa spesies laut seringkali lebih mematikan dibandingkan racun yang biasa ditemukan pada hewan darat.

Hal ini berlaku untuk saxitoxin, zat yang sering menyebabkan keracunan setelah seseorang makan kerang yang terkontaminasi. Zat ini sering dikaitkan dengan ganggang laut yang dikenal sangat berbahaya.

Namun, maitotoxin adalah yang paling mematikan dari zat ini. Maitotoxin dibentuk oleh dinoflagellata, semacam plankton laut dengan struktur yang sangat rumit, menyajikan tantangan besar untuk para ahli kimia sintetis.

Maitotoxin adalah cardiotoxin a yang bekerja dengan cara meningkatkan aliran ion kalsium melalui membran otot jantung yang akhirnya menyebabkan gagal jantung.

Belum ada jumlah LD50 yang pasti untuk jenis racun ini namun diperkirakan memiliki LD50 yang lebih rendah dibandingkan batrachotoxin, yang berarti lebih beracun dari batrachotoxin.

1. Botulinum Toxin (Racun Botulin)

5 Racun Paling Mematikan di Dunia

Para ilmuwan biasanya memiliki pendapat berbeda tentang tingkat toksisitas suatu zat, tetapi mereka semua akan setuju bahwa botulinum toxin yang dihasilkan oleh bakteri anaerob adalah zat paling beracun yang pernah dikenal.

LD50 untuk botulinum toxin adalah yang paling kecil yaitu sekitar 1 nanogram per kg. Dengan efek yang sama pada tikus, dosis 10-7 dari racun ini akan berakibat fatal untuk orang dengan berat 70 kg.

Racun ini pertama kali diidentifikasi pada kasus keracunan makanan sosis siap saji di Jerman pada akhir abad ke-18. Botulinum diketahui memiliki beberapa tipe dan tipe A dikenal yang paling beracun.

Adalah polipeptida yang terdiri lebih dari 1.000 molekul asam amino yang saling bergabung. Zat tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan otot yaitu dengan mencegah pelepasan molekul sinyal (neurotransmitter) asetilkolin.

Botulinum sendiri merupakan zat yang sama yang digunakan dalam bidang klinis kosmetik yaitu “Botox”. Suntikkan sejumlah kecil racun ini akan menghentikan kerja otot-otot tertentu, juga relaksasi otot yang menyebabkan kulit menjadi keriput.

Juga telah diterapkan pada berbagai kondisi klinis seperti untuk melumpuhkan otot yang jika tidak diobati (dilumpuhkan) akan menyebabkan mata juling (strabismus).

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments